Polrestabes Semarang – Polda Jateng – tribratanews.semarangkota.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang (Dr. dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD. FINASM.), Sekertaris Komisi D (Dr. H.
Anang Budi Utomo, S.Pd, S.Mn, M.Pd.), Sekcam Banyumanik (Sri Rahayu Ningsih, S.H., M.M.), Koramil 05 Banyumanik (Serka Purwanto), Kanit intel Polsek Banyumanik (AKP Djoko Pitono), Kepala Puskesmas Pudak Payung, Bhabinkambtibmas Kelurahan Pudak Payung (Aiptu Nurkholis, S.H.), Bhabinkamtibmas Kelurahan Gedawang (Aipda Iwan Agus P, S.H.), Kepala KUA Banyumanik, Korsatpen Kecamatan Banyumanik, Kepala RS Banyumanik (dr. Iwan) dan Kepala RS Hermina (dr. Syifa.).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang (Dr. dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp. PD. FINASM.), menjelaskan “Penanganan stunting masih menjadi fokus kota Semarang. Stunting yang dikarenakan penyakit bawaan dikeluarkan dari data namun
mendapat intervensi. Apabila ada bayi balita BB tidak naik dalam 2 bulan harap dilaporkan kepada puskesmas agar tidak jatuh statusnya ke balita stunting. Juknis penerima PMT tidak lagi hanya yg masuk ke EPPBGM, namun juga dari laporan masyarakat.”
Sekertaris Komisi D Bapak Dr. H.Anang Budi Utomo, S.Pd, S.Mn, M.Pd menambahkan “Kasus Stunting 2045 harapannya selesai di Indonesia. Arahan Walikota Semarang 2024 kota Semarang zero stunting. Mitigasi balita stunting harus jelas, agar tidak muncul stunting baru. Ibu hamil menderita anemia harus ditangani dengan baik karena menjadi potensi menambah stunting baru. Dampak stunting sangat besar dan panjang sehingga sangat disorot oleh pemerintah.”
Damar_STT