Jebakan Tikus Kembali Memakan Korban Jiwa di Sragen, Kapolres Langsung Pimpin Olah TKP

Polres Sragen – jateng.tribratanews.com I Jebakan tikus berlistrik kembali memakan korban jiwa di Sragen. Seorang petani bernama Jumino asal Dukuh Pututsewu Kelurahan Jatitengah Kecamatan Sukodono Sragen tewas mengenaskan akibat tersetrum jebakan tikus berlistrik.

Kejadian ini terungkap saat seorang warga pergi kesawah yang berada di belakang rumahnya. Ia langsung melihat korban dengan posisi terlentang di pematang sawah milik Paiman di Dukuh Lemah ireng Desa Jatitengah Sukodono, dan di kerumuni oleh beberapa warga lain.

Dari keterangan saksi di tempat kejadian, saat itu terlihat pemilik sawah Paiman dan istrinya Ngadiyem sedang mengambil kawat yang digunakan untuk menjebak tikus dan patok- patok bambu sebagai penyangga kawat tersebut. Selesainya, Paiman dan istrinya Ngadiyem langsung Pulang. Peristiwa itu sontak menggegerkan warga lain, dan melaporkan kejadian ke mapolsek Sukodono.

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi langsung mengencek lokasi kejadian sesaat setelah kejadian tersebut dilaporkan. Saat ini, evakuasi korban masih berlangsung, melibatkan team Inafis Polres Sragen dan team medis, serta PMI kabupaten Sragen, dipimpin langsung oleh Kapolres bersama Kapolsek Sukodono.

Dalam keterangannya AKBP Yuswano Ardi mengatakan bahwa hari ini kembali terjadi sebuah peristiwa seseorang meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik yang di pergunakan untuk jebakan tikus.

“Ini menjadi perhatian kami Polres Sragen, karena dalam kurun waktu 10 bulan terakhir telah terjadi 9 kejadian serupa, sehingga hampir bisa di pastikan setiap bulan ada satu kejadian, “ urainya kepada media, Rabu (04/11/2020) pagi.

Meskipun dari pihak Polres Sragen telah melakukan upaya- upaya edukasi, namun kenyataannya masih banyak yang menggunakan jebakan tikus berlistrik, ini berdasarkan informasi dari pak kepala desa.

“Oleh karena itu, dari hasil diskusi tadi dengan pak kepala desa, kita akan juga mempertimbangkan kearifan lokal dan situasi kondisifitas sosiologi masyarakat. Tapi yang jelas ini akan kita sikapi secara serius, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya dinas pertanian, termasuk juga dari PLN, apakah disini ada terjadi penyimpangan yang di lakukan oleh masyarakat, yang menggunakan aliran listrik sebagai jebakan tikus,” imbuhnya.

Berkaitan dengan potensi adanya tindak pidana, AKBP Yuswanto mengatakan bahwa peritiwa hari tetap ada potensi mengarah ke tindak pidana, karena antara korban dengan pemilik lahan orang yang berbeda. Ini kejadian yang berbeda dengan kejadian 2 hari lalu, yang mana korban merupakan pemilik lahan sendiri.

“Yang jelas tahapan penyidikan awal tetap kita laksanakan. Tujuan aspek hukum memang untuk menimbulkan efek jera secara maksimal, namun demikian ketika ada upaya upaya lain yang bisa dijadikan formula untuk jera, kita akan cari, “ tandasnya.

Kapolres juga mengimbau kepada para petani, untuk meminimalisir jatuhnya korban kembali, para petani ke sawah bisa menggunakan sepatu karet atau boot. Ini bisa disampaikan Kepala desa kepada para petani.

(Humas Polres Sragen)

Exit mobile version