Prosesi Kirab Boyong Tombak Pusaka Abirawa

jateng.tribratanews.com, Batang- Prosesi sakral ritual kirab boyong Pusaka Tombak Abirawa milik ahli waris Kabupaten Batang disambut warga berjajar di sepanjang jalan yang dilalui,Sabtu (30/3/19).

Pusaka kebesaran pendiri Kabupaten Batang dalam kirabnya mengambil start dari Kelurahan Kauman Batang menuju Jl. A Yani, Jl. kartini dan Finish di Pendopo Kabupaten Batang.

Sebelum Pusaka kebesaran di kirab, pada Jumat malam dilakukan penjamasan pusaka yang terdiri 8 tombak dan dua Keris.

Bupati Batang Wihaji mengatakan, ritual boyongan pusaka merupakan lebih pada seni budaya jawa, yang harus kita hormati leluhur asal usul sejarah para pejuang yang melahirkan Batang.

“Hari ini kita boyong salah satu piandel ( senjata pusaka) tombak Abirawa, yang dalam sejarahnya pusaka tersebut untuk mbabat alas mulai dari Pasuruan, Lamongan dan Batang,” kata Wihaji usai menerima pusaka.

Dikatakanya, Pemkab sangat menghormati sejarah para pendahulu pendiri Kabupaten Batang, sebagai wujud syukur bukan masalah tombaknya tapi merupakan simbol pada zamanya yang memiliki sejarah panjang.

“Sejarah dan budaya ini kita uri – uri dan pusaka kita tempatkan ditempat yang sangat layak. Termasuk tombak Abirawa yang asli, yang selama ini kita tunggu,” katanya.

Bupati juga menyampaikan rasa terima kasih kepada ahli waris yang telah menyerahkan ke Pemkab Batang. Yang secara suka rela dan ikhlas di tempatkan di Pendopo Kabupaten Batang.

“Ini ritual boyongan dari keluarga ke Pemkab, untuk selanjutnya setiap tanggal 8 April tetap kita kirabkan pusaka yang asli sebelumnya hanya pusaka duplikatnya.

Sementara ahli waris Pusaka Tombak Abirawa Saifullah mengatakan, bahwa sebenarnya Tombak Abirawa sudah menjadi senjata kebesaran Kabupaten Batang. Yang pengakuanya jauh lebih besar dari keturunan ahli waris tapi masyarakat Batang keseluruhan.

“Pihak keturunan ahli waris merasa sudah selayaknya menjadi senjata kebesaran Kabupaten Batang. Maka paling layak ditempatkan di Pendopo Kabupaten,” kata Saifulah.

Pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan sudah melalui musyawarah keluarga, untuk senjata pusaka boyongan dari tempat keturunan ke Kabupaten.

“Untuk perwatan pusaka masih tetap dilakukan oleh pihak ahli waris, jadi keluarga masih diberikan akses penuh untuk merawat,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa tombak tersebut merupakan peninggalan pendiri Kabupaten Batang yaitu, Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rochma yang selama ini pusakanya dirawat oleh keluarga ahli waris di Kelurahan Kauman.

Nampak sejumlah personel Polres Batang mengamankan kegiatan tersebut.

Exit mobile version