jateng.tribratanews.com, Banyumas – Bertempat di Komplek Pondok Pesantren Attaujieh Kec. Kebasen telah dilaksanakan Silaturahmi Ponpes Attaujieh Al Islamy 2 dalam rangka pengukuhan peserta Dauroh dan Dirosah Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy, Sabtu (02/02/2019).
Kegitan tersebut di hadiri oleh K.H. Zuhrul Anam Hisyam (Pengasuh Ponpes At Taujieh Al Islami), Ir. H. Achmad Husein Bupati Banyumas, PJU Polres Banyumas, Syaikh Mahmud Fatkhi Al Hijazy Al Azhar Mesir, KH. Raden Mahfudz Hamid, Ketua PP Rijalul Ansor, Habib Abdul Qodir Al Mulachela Ketua Rijalul Anshor Kab. Banyumas, H. Sabar Munanto Ketua Tanfidziyah PCNU Kab Banyumas, Forkompinca Kebasen, Pengurus Ansor Kab Banyumas serta Santriwan / Santriwati Ponpes At Taujieh Al Islami.
Di sampaikan permohonan maaf dalam Sambutan KH. Zuhrul Anam yang mana Bapak Kapolda Jateng tidak bisa hadir karena adanya kegiatan bersama Presiden.
Ketua Rijalul Anshor Kab. Banyumas Habib Abdul Qodir Al Mulehela menyampikan Rijalul Ansor Kab. Banyumas akan selalu berkomitmen dalam menjaga keutuhan NKRI.
Sementara Paparan Kapolda Jawa Tengah yang disampaikan oleh Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun, S.I.K Sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI tidak bisa terlepas dari peran kiai, santri dan pesantren.
Berdirinya organisasi Nahdhatul ulama merupakan tahap penting dalam awal perjuangan lahirnya NKRI. Jargon yang terkenal dari KH. Hasyim Asy’ari yaitu cinta tanah air adalah jihad fisabilillah merupakan semangat pejuang melawan penjajah.
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka tunggal Ika merupakan konsensus dasar berdirinya negara Indonesia. Perang masa kini bukanlah melawan penjajah Belanda secara face to face namun perang budaya melalui media sosial, ciber yang dapat memecah belah NKRI.
Ancaman terorisme saat ini lebih banyak bergerak melalui melalui media sosial dengan menyebarkan hoax dan propaganda ideologi. Untuk itu masyarakat harus mewaspadai dan bijaksana dalam menggunakan media sosial agar tidak dapat memilah berita dan tidak mudah mengunduh informasi yang tidak jelas.
Yang bisa menangkal serangan ideologi tersebut adalah pengetahuan tentang wawasan kebangsaan yang termuat dalam 4 konsensus dasar negara.
NKRI yang terdiri dari beragam suku, budaya, agama dapat menjadi satu kesatuan dengan adanya rasa cinta tanah air.
Dan bela negara merupakan kewajiban bagi warga negara dalam menghadapi persaingan global dan serangan ideologi dari luar. Ponpes saat ini telah bergerak dalam aksi bela negara dan diharapkan dapat menularkan kepada masyarakat luas sehingga ketahanan nasional dapat terjaga.
Dalam menghadapi pilpres dan pileg di tahun ini mari kita tunjukkan bahwa ukhuwah islamiah menyatukan kita sebagai umat dan negara.
Sambutan Bukati Banyumas Ir. Achmad Husein dalam sambutanya menyampaikan kagum dan bangga dengan perkembangan ponpes Attaujieh yang sangat luar biasa baik lingkungan maupun santrinya. Ponpes Attaujieh dalam kurikulum nya sangat modern dengan mengajarkan bahasa asing seperti arab dan inggris. Pengetahuan yang didapat di ponpes Attaujieh ini akan sangat bermanfaat dalam kehidupan
Sambutan pimpinan pusat Rijalul Anshor KH. Raden Mahfud mengatakan bahwa Rijalul Ansor merupakan badan semi otonom dari NU yang bergerak dalam majelis zikir dan sholawat yang bertujuan menyatukan alumni – alumni pondok. Selain itu juga untuk mencegah timbulnya aliran-aliran baru dalam NU.
KH. Hasyim Asy’ari dan kiai-kiai dahulu mendirikan NKRI dan dasar negara melalui pemikiran dan pemahaman agama yang tinggi.
Pengasuh Pondok dari Mesir Syaikh Mahmud Fatkhi Al Hijazy menyampikan kegiatannya dibmana sedang belajar bersama santri di Ponpes Attaujieh dan dalam belajar bahasa Arab melihat adanya semangat dari para santri.
Belajar bahasa Arab sangat penting agar kita dapat memahami bahasa Al Qur’an sehingga dapat terhindar dari ajaran-ajaran radikal.
(PID Promoter Humas Polres Banyumas)