jateng.tribratanews.com, Pekalongan – Kelangkaan gas elpiji 3 kg di kabupaten Pekalongan beberapa hari lalu diduga terjadi karena banyak orang mampu membeli gas elpiji 3 kg tersebut. Akibat salah sasaran tersebut, keluarga masyarakat Kurang Mampu yang membutuhkan dan berhak atas subsidi, justru sulit mendapatkan.
“Harusnya elipiji 3 kilogram untuk masyarakat kurang mampu. Tetapi, banyak juga dipakai golongan usaha dan masyarakat yang tidak berhak. Ini mungkin penyebab gas menjadi langka,” kata Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan, S.H., S.I.K., M.Si, Sabtu (30/12/2017)
Guna mengantisipas keadaan tersebut, Kapolres Pekalongan melakukan beberapa upaya. Di antaranya, melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan gas melon. Selain itu, juga memerintahkan kepada seluruh Personil Polres Pekalongan dan Polsek jajaran untuk ikut mengawasi penyelewengan alokasi penjualan elpiji 3 kilogram.
Kapolres Pekalongan mengatakan, banyaknya konsumen gas elpiji bersubsidi dari keluarga mampu, sebenarnya sudah lama menjadi masalah. Hal ini tentu disayangkan, karena mereka yang berasal dari golongan ekonomi mampu dan berpenghasilan tinggi, justru ikut menikmati gas bersubsidi ini.
“Jika sudah demikian, maka gas elpiji tiga kilogram langka dan harganya juga menjadi mahal,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk membantu ikut mensosialisasikan kepada masyarakat, untuk turut peduli terhadap keluarga Kurang Mampu dan pengusaha mikro, yakni dengan cara tidak turut membeli gas melon yang seharusnya menjadi hak penerima subsidi.
“Biarkan keluarga Kurang Mampu dan usaha mikro saja yang membeli Elpiji 3 kg. Sedangkan masyarakat mampu, katering, dan bahkan restoran sudah saatnya meninggalkan gas melon tersebut. Malu kalau masih membeli, karena memang bukan hak kita,” kata AKBP Wawan. (Yuli-Er$hi)
Editor : Humas Polres Pekalongan