Kabag Ops Polres Batang hadiri gladi klaster relawan penanggulangan bencana

Tribratanewspoldajateng.com,Batang – Guna antisipasi bencana, ratusan orang mengikuti Rakor Persiapan Gladi Klaster Relawan Penanggulangan Bencana BPBD Kab. Batang Antara Ormas, TNI dan POLRI tahun 2017 bertempat di Aula Kodim 0736/Batang Jl. Jenderal Sudirman No 24, kemarin.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dandim 0736 /Batang Letkol Inf. Fajar Ali Nugraha, Kapolres Batang diwakili Kabag Ops Kompol Hartonon,Ketua BPBD Yesaya Simanjuntak, Ketua Relawan BPBD Kab.Batang Sujatmiko,Muspika Kec. Bawang, Perwakilan dari Kodim 0736/Btg,Polres Btg , linmas, PMI,dan Pramuka.

Acara diawali dengan  Sambutan Ketua Relawan BPBD Batang  Sujatmiko menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dandim yang telah mefasilitasi tempat dalam rakor Klaster BPBD tanggap bencana Kab. Batang.

Ditambahkan Sujatmiko pada tanggal 18 s/d 19 Maret 2017 yang  akan dilaksanakan gladi klaster tanggap bencana di kec. Bawang yang akan berangkat dengan bersama-sama menuju lokasi gladi klaster di Dk.Rejosari,Ds.PrantenKec.Bawang Kab.Batang dalam tanggap bencana.

Lebih lanjut Sujatmiko mengatakan dengan 15 ormas yang mengikuti dalam gladi klaster tanggap bencana Kab. Batang dengan pembagian klaster masing-masing untuk klaster :klaster Sosial,klaster Dapur umum ,klaster Efakuasi,klaster logistik, klaster Medis, klaster Posko , klaster Shelter,  klaster komunikasi.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan ketua BPBD Batang  Yesaya Simanjuntak menyampaikan,  pada dasarnya pembentukan relawan ini adalah untuk mengatisipasi penanggulangan bencana di Batang dalam rangka tanggap darurat.

“Menindaklanjuti pembentukan awal yang di bentuk di Solo, untuk BPBD tanggap darurat dan anggaran sangat minim sehinga kami buat efisiensi dalam kegiatan ini,” jelas Yesaya.

Ditambahkannya untuk desa tangguh tanggap darurat selama ini sudah saya ajukan tapi sampai saat ini anggaran belum turun,mudah-mudahan dalam beberapa hari ini akan turun.

Lebih lanjut Yesaya menyampaikan untuk gladi klaster ini sebenarnya di laksanakan awal tahun dan kita mendapatkan dana tapi baru bisa di laksanakan karena baru bulan-bulan ini akan turun

“Kami dari BPBD sudah melangkah untuk antitisipasi bencana terutama  keretakan tanah yang terletak di lereng gunung perahu perbatasan Sukorejo di Dk.Rejosari Ds.Pesantren,Kec.Bawang,” terang Yesaya

Ditambahkanya  kita juga harus memberi masukan dan pelatihan kepada masyarakat agar bisa saling membantu jadi masyarakat akan terlatih apabila ada kejadian bencana di daerah tersebut terutama di Dk.Rejosari Ds.Pranten,Kec. Bawang.

“Masyarakat dibekali dengan pembekalan akan adanya bencana di Kab. Batang ada beberapa tempat yang harus diwaspadai contoh di Timbang gas beracun dan tanah longsor,” tutur yesaya

Dikatakanya untuk diantisipasi juga banjir genangan yang terjadi di wilayah Kecamatan Batang yang sering terjadi dikarenakan dengan sampah dan aliran air semakin sempit dikarenakan bangunan.

“Untuk longsor di dukuh kenjuran perbatasan Sukorejo dikarenakan endapan air yang cukup besar/ hembusan tanah dan adanya aliran air yang besar dari atas,” jelasnya.

Kemudian dilanjutkan paparan dari BPBD yang di sampaikan Arif yang menyampaikan tentang simulasi skenario gladi klaster penanggulangan tanggap bencana yang akan di adakan pada tanggal 18 – 19 Maret 2017.

Beberapa klaster yang terbentuk untuk unsur ormas maupun aparat setempat.

Sementara itu  Dandim 0736 Batang Letkol Inf. Fajar Ali Nurgraha menyampaikan sambutan diantaranya membahas sasaran untuk gladi klaster di Dk.Rejosari Ds.Pesantren , Kec.Bawang tempatnya terdapat kerawanan bukan di situ saja tapi juga di Dukuh Sibebek.

Dikatakan Dandim dikarenakan kandungan di Dieng cukup banyak kandungan air terutama di 4 Dk.yaitu  Pranten, Sigemplong, Rejosari dan Sigandul

“Memang harus kita waspadai terhadap bencana terutama tanah longsor di lereng gunung prahu/lereng Dieng,terutama di Rejosari itu terlalu bising dengan suara yang terdengar dari perut bumi memang tempatya yang curam dan terdapat magma atau bocornya geodipa atau dengan geseran lempengan bumi,” jelas Dandim Letkol Fajar.

Ditambahkannya beberapa kendala disana antara lain  sinyal hp susah, hampir setiap saat hujan paling tidak kabut, angin yang sangat kencang, dan medan yang curam.

Sehingga lebih lanjut Dandim meyampaikan  dalam gladi klaster faktor utama adalah keselamatan jangan sempat ada korban sekecil apapun.

“Untuk masyarakat Rejosari cukup semangat dan antusias terutama dari Kodim mendukung dengan kegiatan gladi klaster tanggap bencana,”jelas Dandim .

Sementara dari Kepolisian sambutan  Kapolres Batang yang diwakili Kabag Ops. Kompol Hartono menyampaikan dari pihak kepolisian mendukung dalam gladi klaster tanggap darurat bencana dan akan membantu dalam gladi klaster ini.

“Dalam undang-undang 2007 sudah di amandemen dalam mengatasi bencana di situ sudah diatur dalam SOP sehingga akan beda dalam penanganannya dan prasarana yang di gunakan,” jelas Hartono

Lebih lanjut di sampaikan dalam penanganan penanggulangan bencana banyak relawan yang terlalu semangat sehingga melupakan faktor keselamatan sendiri sehingga akan menambah kerugian.

“Tempat prasarana untuk evakuasinya dan jalur pendekat dalam logistik dan penanganan untuk bencana,Memang di Dukuh Rejosari terdapat beberapa sumber gas beracun jadi peralatan yang digunakan harus yang memadai,” jelas Hartono

Kemudian kegiatan dilanjutkan pembagian dan pembentukan klaster dalam rangka gladi klaster pada tanggal 18 -19 Maret 2017.

Exit mobile version