Tribratanewspoldajateng.com, Boyolali – Bertempat di Kantor Kesbangpol Kabupaten Boyolali telah berlangsung kegiatan silaturahmi ormas Boyolali dengan tema “Silaturrahmi Ormas dalam rangka Menangkal Faham Radikalisme dan menciptakan, menjaga kondusifitas wilayah Boyolali” yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Boyolali, Rabu(8/3/2017)
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Kesbangpol Boyolali yang diwakili Kasi Politik dan Kewaspadaan Nasional Suwarno, Kasat Intelkam Polres Boyolali AKP M. Cholid, SH, KH Habib Ikhsanudin selaku Ketua MUI Boyolali, KH Habib Masturi Ketua FKUB Boyolali sebagai narasumber, Rohmad sebagai narasumber dari Akademisi Universitas Boyolali,
Dalam Kegiatan ini, juga melibatkan Ormas antara lain Pemuda Anshor Boyolali diwakili oleh Didik Setiawan, Banser Boyolali diwakili oleh Khoirudin, Kokam Boyolali diwakili oleh M. Nur Huda, Pemuda Muhammadiyah Boyolali diwakili Syarip Widodo, LDII Boyolali yang diwakili Jumadi, PD Muhamadiyah Boyolali diwakili oleh Slamet Widodo, Pemuda Pancasila Boyolali diwakili Edi Waluyo, IPNU Boyolali , Lusiana Dewi, OPRB , Wawan Mawardi, dan tamu undangan yang berjumlah 30 orang.
Dalam sambutanya, Kasi Politik dan Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Suwarno menyampaikan bahwa hidup berbangsa dan bernegara pasti ada persoalan yang harus dihadapi, kita sebagai bangsa yang berkualitas kita harus bisa membangun bangsa kita secara bersama sama , bukan hanya pemerintah saja,
” Selain itu Kita jangan saling salah menyalahkan orang lain, sehingga energi kita kuat seratus persen untuk membangun bangsa, Bangsa Indonesia tanggungjawab kita, boyolali rumah kita dan kita secara bersama sama membantu bapak bupati boyolali sehingga menjadi loh jinawi, Kita harus bisa menjadi teladan dan contoh di lingkungan kita,”paparnya
Kemudian Ketua FKUB Boyolali, KH Habib Masturi juga menyampaikan bahwa FKUB bertugas memelihara umat beragama di boyolali, Umat agama dan ormas di Boyolali jangan saling menyalahkan dan memojokkan satu sama lainnya, Beda agama, beda keyakinan tidak boleh ribut dan tidak boleh saling berantem, dan Setiap keyakinan jangan saling mengklaim keyakinannya yang paling benar.
” Keributan yang melibatkan ormas dan keyakinan tertentu sangat memalukan, Keyakinan yang berlebih-lebihan tidak baik, bisa menjadi embrio terorisme dan kita harus salinng toleransi antar umat beragama, Kepada para pemuda dan perwakilan ormas yang hadir bisa menyampaikan kepada anggotanya supaya menjadi penyeimbang dan dahulukan ahlak terlebih dahulu daripada fikih,” pungkasnya,
KH Habib Ikhsanudin selaku Ketua MUI Boyolali juga memberikan sambutannya antara lain Sebagai Umat islam dan warga negara indonesia kita harus melihat kelemahan kita yaitu memudarnya ukuwah islamiyah, mudah tercerai berai, munculnya mahzab yang saling inging menonjol dan berlomba, pemimpin yang pikirkan diri sendiri,
Kelemahan ini kita singkirkan dan kita tingkatkan persatuan dan kesatuan dengan tulus dan iklas, Aliran mahzab silahkan dakwah dan jangan saling menjelek jelekkan dan dalam dakwah dengan cara yang santun.
” Bila ada permasalahan dibicarakan dengan musyawarah, Tergelincirnya pemimpin merupakan pecahnya perahu ditengah lautan dan dengan kesadaran kita jaga ukuwah kita demi bangsa, Bimbinglah adik adikmu, bimbinglah umatmu dengan cara yang baik,” paparnya.
Yang terakhir dari Akademisi Universitas Boyolali diwakili oleh Rohmad, Spd, SH, M.H juga memaparkan tentang Tren potensi konflik horisontal dan vertikal di indonesia sudah nampak muncul di indonesia, Mereka menganggap dirinya sendiri lebih tinggi sehingga menciptakan gerakan radikalisme atas nama Tuhan.
Pemahaman yang berpotensi sempit, ketidak adilan sosial, memicu tindakan radikal, Radikal gagasan merupakan orang yang hanya beri gagasan saja namun tidak terlibat, Membaca ayat harus disesuaikan dengan situasi, jangan gunakan ayat tertentu sebagai dasar, Pengetahuan yang diperoleh disini, sebagai counter dilingkungan untuk cegah Radikalisme.