Tribratanewspoldajateng.com, Grobogan – Iring-iringan sekitar 30 kereta kuda memadati Jalan Purwodadi-Grobogan, Kamis (2/3). Di atas kereta terdapat sejumlah pejabat Pemkab Grobogan dan instansi terkait. Barisan paling depan adalah dua penunggang kuda masing-masing Kapolres Grobogan, AKBP Agusman Gurning dan Dandim 0717/Purwodadi, Letkol Jan Piter Gurning.
Rombongan jumbo tersebut menempuh jarak sekitar tujuh kilometer dari Kelurahan/Kecamatan Grobogan ke Kelurahan/Kecamatan Purwodadi.
Di sepanjang jalan, anak-anak sekolah dan masyarakat sekitar menyambut rombongan. Umbul-umbul warna-warni menghiasi jalanan yang menghubungkan Grobogan dengan Pati.
Bendera merah putih dikibas-kibaskan anak-anak saat kereta kuda melewatinya. Siswa SD 2 Jangkungharjo menyambutnya dengan tetabuan dari grup drum band.
Sepanjang jalan tersebut, kendaraan ditepikan anggota kepolisian yang mengatur lalu lintas agar iring-iringan mulus di jalan.
Di belakang rombongan pejabat, warga dari berbagai RW yang ada di Kelurahan Purwodadi membawa aneka sayuran dan buah-buahan yang dibentuk menyerupai gunung dengan satu puncak. Buah-buahan dan sayuran pada gunungan diperebutkan warga yang berada di sekitar Pendapa Kabupaten.
Bupati Grobogan, Sri Sumarni mengatakan, prosesi perpindahan pusat pemerintahan atau dikenal Boyong Grobog melibatkan seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat. Keberadaan gunungan yang banyak menandakan swasembada pangan di Grobogan.
Kotak tersebut menjadi simbolisasi perpindahan administrasi pemerintahan dari Grobogan ke Purwodadi pada 1864 atau 153 tahun silam.
Pada saat itu Grobogan dipimpin Adipati Martonagoro yang memerintah mulai 1864-1875. Perpindahan ibu kota ini berlangsung setelah 138 tahun Grobogan berdiri pada 4 Maret 1726 dengan bupati pertama, Ngabehi Wongsodipo atau Raden Tumenggung Martopuro dan lebih dikenal Adipati Puger.
Perpindahan tersebut hanya bersifat administrasi saja. Status daerah tetap sama yakni Kabupaten Pangreh Praja yang ditetapkan pada 1847. Sebelumnya, pada masa bupati pertama, status Grobogan sebagai Monconagari di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta pada masa Amangkurat IV.