Bripda Oktarinata : Menjadi Polwan Adalah Pilihan Hidup

Tribratanewspoldajateng.com, Jateng – “Menjadi wanita itu adalah takdir. Tetapi menjadi polwan itu adalah pilihan hidup”. Begitu pula dengan wanita kelahiran Pati, Jawa Tengah ini. Oktarinata Indra Rukmana yang akrab disapa Okta merupakan seorang wanita berusia 20 tahun lulusan SMA N 1 Pati yang saat ini berprofesi sebagai seorang Polwan, berpangkat Bripda. Bripda Okta yang bekerja di Bidang Humas Polda Jawa Tengah ini menyadari betapa besar tantangan-tantangan yang ia hadapi dalam bekerja sebagai seorang anggota Polisi.

Bripda Okta mengatakan “Seperti yang dikatakan Bapak As SDM Kapolri, saya sendiri menyadari ada daya tarik-menarik dalam diri saya di satu sisi sebagai remaja yang masih ingin bebas berekspresi tetapi di sisi lain tuntutan status sebagai Polwan remaja mengharuskan saya mengikuti semua aturan yang membatasi. Namun dalam 2 tahun berdinas ini, saya menemukan diri saya bangga menjadi anggota Polri. Polisi merupakan tugas yang sangat mulia yang harus saya jaga dan laksanakan dengan sebaik-baiknya.”

Mendukung perkatannya tersebut, anak pertama dari 4 bersaudara ini memang terlihat menunjukkan kelebihannya semenjak ia menempuh pendidikan Polwan Angkatan 43 di Pusdik Binmas Banyubiru. Selama pendidikan ia dipercaya dan dilatih oleh para pembina menjadi MC Bahasa Inggris disetiap acara kunjungan Pejabat Polri dan Pemerintah ke Pusdik tersebut. Kemampuan bahasa Jepangnya yang ia akui pasif pun membawanya menjadi seorang MC Bahasa Jepang saat Upacara Penutupan Pendidikan. Selain itu, setelah menjadi anggota Polwan yang sebenarnya, di usia mudanya ia juga tidak mau kalah saing untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertugas. Bripda Okta pernah membawakan program acara “Sidik” di stasiun TA TV Surakarta. “Jika Solo hanya beberapa menit dari Semarang, dengan senang hati saya membantu TA TV menyiarkan dan menyampaikan berita serta info-info kepolisian kepada masyarakat setiap harinya haha”. Jawabnya.

Ia juga menjadi salah satu Liaison Officer Sidang INTERPOL ke 85 di Bali. Menurutnya, merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan yang besar dapat menjadi bagian dari acara tahunan Interpol tersebut. Perjuangan dan seleksi yang ketat dari Kepolisian dapat ditempuhnya untuk menjadi bagian dari event bersejarah dunia ini.

“Dulu, passion saya memang menjadi seseorang yang bekerja di bidang komunikasi, bahkan saya bermimpi menjadi staf di Kedutaan Besar Indonesia. Namun saya sangat bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang. Menjadi Polisi bukanlah suatu pekerjaan yang mudah diraih dan dilakukan. Beberapa hal yang telah saya lakukan tadi, akan menjadi pengingat dan pendukung saya untuk lebih meningkatkan kemampuan dan melaksanakan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya. Perjalanan saya masih panjang dan berat, saya akan berusaha meningkatkan kemampuan saya baik itu kemampuan berbahasa dll, agar dapat saya manfaatkan dalam mendukung tugas-tugas kepolisian. Dulu saya kira tugas seorang polisi itu hanya itu-itu saja, namun setelah saya terjun langsung dan mempelajari semuanya, ternyata tugasnya sangat luas sekali, berbagai kemampuan harus dimiliki oleh seorang anggota polisi untuk dapat mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat secara professional dan menjaga kamtibmas bersama-sama. Bertemu dengan berbagai anggota dan pejabat kepolisian saat event General Assembly Interpol merupakan sebuah kehormatan untuk saya. Saya mendapatkan berbagai pengalaman dan nasihat-nasihat. Seperti yang dikatakan LetJen Pol Duch Dana, Ph.D, seorang Polwan/Deputy Director General dari Kamboja, beliau mengatakan bahwa “Jadilah kalian abdi negara yang berkarakter, menjunjung nama baik, harkat dan martabat tidak hanya sebagai seorang wanita, tetapi juga Kepolisian dan Indonesia. Asahlah kemampuan masing-masing, pahami apa yang menjadi tugas utama kalian. Lebih bagus lagi kalau kalian tahu apa passion dan hal-hal yang kalian suka lakukan, hobby mungkin, seperti olahraga, berbicara, IT, dll, bahkan bernyanyi, hal-hal seperti itu sangat bisa dimanfaatkan dalam menjalan tugas-tugas kita. Jadinya, kita akan merasa bekerja dengan senang hati, sungguh-sungguh, sesuai dengan apa keinginan kita masing-masing dengan tetap berada di dalam lingkaran peraturan yang ada””.

Bripda Okta saat ini juga menempuh kuliah Semester 4 di Fakultas Hukum UNTAG Semarang. Ia mengatakan tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya menempuh pendidikan ini. Tak tanggung-tanggung, rata-rata IP yang ia dapatkan selama 3 semester adalah 3.86. Ia juga mengatakan bahwa ia sangat bersyukur bisa bersekolah di SMA N 1 Pati dan mengikuti organisasi bernama “GASTRA”. Menurutnya, selama bersekolah di SMA ia dan kawan-kawannya sudah menyadari betapa kerasnya dan ketatnya persaingan hidup. Belajar untuk rendah hati dan terus belajar dan belajar. “Haha, dulu memang saya dan teman-teman saya hanya ingin menjadikan Indonesia lebih baik lagi dan hidup dengan damai. Semoga sekarang saya dapat mewujudkannya dengan menjadi seorang anggota Kepolisian”.

Exit mobile version